Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Denpasar,
swing party atau pesta dengan ‘menu’ seks tukar pasangan semakin
menjamur saja. Selain dari mulut ke mulut, mereka mencari pasangan baru
melalui situs Internet atau bahkan chatting dengan nick name yang cukup
menggoda. Seberapa jauh kecenderungan swing party ini?
Seperti janji yang sudah kami buat melalui e-mail, ketika baru
menjejakan kaki di Jakarta usai penerbangan sekitar dua jam dari
Denpasar, sore itu RD langsung mengontak nomor telepon seluler Bisnis.
Dengan nada yang bersemangat dia mengabarkan baru tiba di Jakarta dan
mengajak bertemu dua jam setelah dia check in di sebuah hotel di kawasan
Senen, Jakarta Pusat.
Selang hampir dua jam setelah itu, kami pun bertemu di lobby hotel
yang sarat dengan ornamen bergaya oriental. Diiringi alunan musik yang
lembut, RS, 35 dan TN, 32-sebut saja begitu nama pasangan ‘kumpul
kebonya’-menyambut dengan hangat. Setelah tegur sapa dan memperkenalkan
diri masing-masing, kami pun memutuskan menuju restoran yang cukup
tenang di satu sudut lantai dasar hotel.
Setelah memesan makanan kecil dan minuman hangat kami bertiga pun
larut dalam perbincangan yang mengasyikkan diselingi tawa RS dan TN yang
terlihat sangat merawat tubuhnya. Kedatangan RD dan TN ke Jakarta selain untuk urusan bisnis juga untuk
menyambangi ‘mitra’ pasangan swinger-nya yang tinggal di kawasan Kelapa
Gading, Jakarta Utara.
Di Denpasar, khususnya di kalangan swinger-sebutan untuk pasangan
yang sering melakukan hubungan seks dengan pasangan lain-RS dan TN
bukanlah pendatang baru. “Kami menjadi swinger sudah sekitar dua tahun
dan banyak sekali pengalaman. Tidak hanya di Denpasar, kami melakukannya
di kota lain juga, seperti Jakarta dan Surabaya,” ujar RD bersemangat. Parahnya lagi, demikian RD, sekali kita mencoba swing party pasti
ketagihan. “Itu payahnya. Makanya, pasangan swinger itu selalu awet,
sekali coba pasti ketagihan,” tuturnya setengah berpromosi. Lantaran ketagihan itulah RD dan TN memutuskan untuk tidak menikah
tapi tinggal serumah. “Biasanya pasangan yang menikah proses untuk
menjadi swinger-nya lama. Beda dengan yang tanpa ikatan suami istri
seperti kami.”
Pasangan swinger punya syarat-syarat yang dijunjung tinggi seperti
bisa menjaga rahasia, harus sehat-ada juga swinger yang mensyaratkan
surat sehat dari dokter-dan syarat yang terakhir harus ada kecocokan
alias tidak ada unsur pemaksaan. Di dalam swing party, mereka juga menolak keras keterlibatan pekersa
seks komersial (PSK) untuk menghindari tertularnya anggota dengan
penyakit kelamin yang tidak diinginkan.
“Pernah ada bule ikut swing party di sebuah hotel di Kuta, Bali,
waktu 17 Agustus dengan membawa pasangan WTS yang diambilnya di jalan.
Ya terpaksa kami usir mereka. Kami bisa tahu apakah dia WTS atau bukan
dari manners-nya. Dari cara dia bicara dan bertingkah laku saja sudah
ketahuan kalau dia itu WTS,” tambah RD.
Perlu social meeting
Sebelum ‘pesta’ diselenggarakan, demikian penuturan TN, biasanya
pasangan swinger melakukan social meeting dengan cara makan malam. “Saat social meeting inilah kita bisa mengenal pasangan yang akan
kita ajak swing party. Kalau ada kecocokan, biasanya beberapa hari
kemudian kita ketemu. Kalau tidak cocok ya nggak apa,” kata perempuan
berdarah Tionghoa.
Biasanya, swing party diikuti dua atau tiga pasangan. Namun pada
saat-saat tertentu ada kalanya enam pasangan terlibat di dalamnya. Para
swinger ini lazimnya menyewa kamar hotel berbintang. Bila yang terlibat
hanya dua pasangan, biasanya yang disewa kamar hotel tipe standar atau
superior. Sedangkan penthouse disewa bila jumlah pesertanya lebih dari
lima pasangan.
Sebelum ‘pesta’ digelar, semua peserta menunjuk satu orang sebagai
‘moderator’ yang bertugas membacakan aturan main seperti semua pasangan
harus telanjang, semua pasangan harus berkumpul di ruang yang terbuka,
dan aturan main bahwa pria tidak boleh menyentuh pria.
“Kalau kami sama sekali tidak mentolerir homoseks atau lesbian. Tapi
mungkin pasangan lain ada yang mau melakukan hal itu,” kata TN.
Mengenai patokan usia swinger, RD yang membuka usaha galeri di
Denpasar itu mengatakan lebih memilih mereka yang sudah berumur 30-55
tahun. “Sebab, mereka yang di bawah umur itu masih labil. Tapi ada juga
sih yang umur yang laki-laki 23 dan perempuannya 21 di Jakarta yang
pernah ‘main’ dengan kami. Meskipun usianya masih muda, tapi mereka
sudah matang.”
Baik RD maupun TN juga mensyaratkan hanya mau bermain dengan pasangan swinger dan bukan dengan single swinger.
Hal yang sama juga hampir dijadikan prasyarat pasangan swinger dalam
mencari ‘teman main’. Seperti halnya AN, 29, dan istrinya YN, 25, yang
sudah berkecimpung dalam dunia swinger sekitar tiga tahun. Pengusaha di
bidang komputer ini mengaku hanya melirik swinger couple.
“Sampai saat ini kami belum pernah ‘main’ threesome [seks antara
swinger couple dengan satu perempuan atau laki-laki]. Sepertinya saya
dan istri merasa kurang adil,” kata AN yang mengaku sering melakukan
swing party di sebuah hotel berbintang di kawasan Kramat, Jakarta Pusat. Biasanya, seperti diakui oleh mereka, pesta seks tukar pasangan
dilakukan dua kali dalam sebulan. “Semata-mata ini juga untuk
menghindari kejenuhan di antara kami,” ujar RD.
Pasang iklan
Untuk mendapatkan pasangan swinger, sebenarnya gampang-gampang susah.
Namun berbekal panduan RD, Bisnis berhasil memperoleh sejumlah situs
seks tukar pasangan yang berisi iklan pasangan swinger yang sedang
mencari ‘mitra’. Ada situs yang gratis dan ada yang perlu mengeluarkan
uang dengan cara memasukan nomor kartu kredit. Dengan meminjam ID name dan password RD, Bisnis pun memperoleh ribuan
nama swinger, baik dalam maupun luar negeri. Di Indonesia saja, ada
sedikitnya 400 nama pasangan swinger yang terdaftar di salah satu situs. Salah satu iklannya berbunyi begini: “Kami pasangan suami isteri di
Jakarta Selatan, sehat, mapan, dan well educated. (suami 35 dan istri
25) mencari teman pria (atau pasangan pria dan wanita) untuk threesome
(bermain bertiga atau bermain berempat dalam satu ruangan). Usia tidak
jadi masalah, yang penting harus bersih, sehat, dan bisa menjaga rahasia
(clean, healthy, and discreet). Yang berminat bisa telpon 0812-97XXXXX.
Thanks and see you.”
Iklan ini juga menyertakan alamat situs pribadi yang lengkap dengan foto pasangan dalam berbagai pose.
Selain melakukan pelacakan di situs-situs itu, para swinger biasanya
juga gemar chatting, baik melalui yahoo messenger (YM), MSN messenger,
dan berbagai situs lainnya yang memberikan pelayanan chat. Seperti diakui RD, dia dan pasangannya pernah dua kali mendapatkan
pasangan swinger dari YM. “Tentunya kita harus menggunakan nick name
yang ada embel-embel swinger-nya seperti bali_couples, nice_couples, dan
masih banyak nick name yang bisa digunakan,” katanya. Tapi, mencari pasangan swinger melalui chatting seringkali tidak
membuahkan hasil. “Yang paling cepat ya dari situs swinger. Nama-nama
yang sudah ada di sana jelas-jelas swinger. Tinggal kita kontak, by
phone atau via email, buat janji ketemu, kalau cocok ya kita bisa
langsung party,” tambah RD seraya menyudahi perbincangan sore itu.
Bisnis Indonesi


Maya swinger surabaya 081216333316
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusak jg sby , add my pin 5282fc94
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusak jg sby , add my pin 5282fc94
HapusCape ngetiknya nih pin ku khusus hard swinger 5479CEB8
BalasHapusCape ngetiknya nih pin ku khusus hard swinger 5479CEB8
BalasHapusPengen sih, kami di surabaya
BalasHapusPengen sih, kami di surabaya
BalasHapus